Petani Sayur Ciampea yang Luar Biasa
Jika ingin terjun di bisnis sayuran, maka belajarlah dari pengalaman
para petani di Ciampea, Bogor. Sebelum mereka benar-benar menjadi
petani, mereka adalah para pedagang di pasar-pasar tradisional Jakarta
pada 1980-an. Kemudian mereka menyingkir karena suatu sebab dan mulailah
bertani sampai sekarang. Di desa tersebut, kata penyuluh pertanian
setempat, sekitar 80% penduduknya adalah petani sayuran. Beberapa
sayuran yang mereka usahakan antara lain kucai, katuk, singkong, bayam,
kemangi sampai kangkung.
Para petani itu telah paham perilaku harga komoditi sayuran. Beberapa
komoditi memiliki perilaku harga yang suka turun naik dengan
elastisnya. Beberapa yang lain suka bertahan dengan sedikit saja
bergerak naik turun dalam periode yang agak lama. Para petani juga paham
bagaimana membandingkan nilai manfaat lahan mereka dengan jenis
komoditi sayuran yang cocok. Mereka menimbang berapa lama suatu jenis
sayuran memiliki periode panen dan bagaimana harga komoditinya. Pada
produk singkong misalnya, masa daur-nya yang panjang (sekitar 9 bulan)
ternyata harganya kurang kompetitif. Bandingkan dengan kucai yang bisa
dipanen setiap 35 hari tapi harga bisa tiga kali lipat dari harga
singkong. Melihat kondisi seperti itu, para petani tidak menanam hanya
satu jenis komoditi saja. Lahan mereka dibagi menjadi beberapa petak
yang berbeda komoditinya. Kalau perlu satu petak memiliki tanaman utama
dan tanaman pagar, misalnya kucai dipagari dengan katuk. Atau katuk
dinaungi dengan singkong.
Faktor harga memang sangat penting bagi petani, meski masalah
permintaan pasar juga tidak kalah pentingnya. Misalnya, permintaan
sayuran organic yang saat ini mulai masuk ke toko-toko swalayan, para
petani ternyata juga tidak kesulitan mengadopsi teknik bertanam secara
organik. Hubungan baik dengan pedagang maupun pemasok agaknya juga
membuat petani sayur masih bertahan sampai sekarang. Beberapa diantara
mereka merangkap sebagai petani yang memasok, atau pemasok yang bertani.
Pemasok mengirimkan sayuran dari Ciampea ke pasar-pasar di sekitar
Bogor, Jakarta bahkan beberapa di antaranya sampai ke Bandung. Setiap
hari sekitar 25 mobil bak terbuka hilir mudik di desa tersebut
mengangkut sayuran. Btw, berapa sih untungnya mengusahakan sayuran? ~
untung kalau jual sayur dengan harga tinggi dari kos..
ReplyDeletekalau sama dengan kos..
bisa rugi juga tu.